Bom Buku Meledak, Dijinakkan Petugas Non Profesional - Bingkisan paket berisi bom yang ditujukan untuk aktivis Jaringan Islam Liberal (JIL), Ulil Abshar Abdalla, meledak ketika akan bedrusaha dijinakkan oleh petugas bukan yang bekompeten atau bukan petugas gegana di kawasan Utan Kayu, Jakarta Timur.
Paket Buku Bom berbungkus kertas coklat yang dikirimkan ke Sekretariat Institut Studi Arus Informasi (ISAI) di Jalan Utan Kayu Nomor 68 H, Jakarta Timur, pada pukul 1030 WIB. Paket buku berisi bom tersebut sampai di radio 68H. Buku tersebut bertuliskan “Mereka harus dibunuh karena dosa-dosanya terhadap Islam”. Pengirim paket buku bom tersebut dengan tertulis nama pengirim Sulaiman Ashar Bogor.
Bingkisan itu meledak pada pukul 16.10.
setelah Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Timur, Kompol Dodi Rahmawan mencoba menjinakkan paket bom tersebut. Akibat ledakan, tangan Kompol Dodi Rahmawan terluka bahkan hampir putus.
Sebenarnya saat kiriman paket bom datang Tim Gegana sudah dikontak. Tetapi karena sampai 11/2 jam belum datang beberapa petugas polisi berusaha menjinakkannya.
Dengan panduan lewat telepon petugas lainnya Kompol Dody berusaha menjinakkan sendiri tanpa menunggu tim gegana. Lewat petunjuk tersebut petugas tersebut berusahan menjinakkan bom yang beradsa dalam pakut buku tersebut dengan menyiram air dan membukanya. Petugas terasebut membuka paket buku tersebut dengan menyobewk dan menguatk-utik dengan pisau. Tetapi beberapa saat kemudian meledak dan melukai tangan Dody, seorang petugas satpam dan seorang petugas Office Boy yang tewrkena serpihan bom tersaebut.
Sebenarnya kompol Dody, tidak berkompeten untuk menjinakan bom tewrsebut. Menurut posedur tetap dari kepolisian yang berhak membuka bom tersebut adalah petugas tim gegana.
Pengiriman bom berdaya ledak rendah kepada aktivis Jaringan Islam Liberal, Ulil Abshar Abdallah, tampaknya merupakan simbol ancaman terhadap pejuang hak asasi manusia (HAM) dan pluralis.
Selama ini Ulil dikenal kritis terhadap kelompok-kelompok Islam garis keras. Ulil juga mendukung hak-hak kelompok minoritas, seperti jemaah Ahmadiyah.
Mungkin juga ancaman terhadap Kantor Berita Radio 68H yang selama ini kritis terhadap isu-isu pluralisme. KBR 68H, misalnya mengkritikpelarangan kegiatan beribadah terhadap jemaah Ahmadiyah. Kantor berita tersebut juga mengkritik operasi Sajadah yang bertujuan ”mengislamkan” jemaah Ahmadiyah.
sumber
Ayo Dukung Kontes SEO Solusi Forum Komunitas Online Indonesia | Kecil Jadi Kawan, Besar Jadi Lawan | Harga Jual Blackberry iphone laptop murah | Javahostindo Web Hosting Indonesia | Komodo Island is new 7 wonders of world
Post a Comment